“Awalnya kehadiran Saya di Luak Bega dianggap aneh, karena sebenarnya di sana masih sangat kental dengan pengobatan tradisional (dukun),” ucap Bidan Icha.
Bernama lengkap Hardinisa Syamitri, perempuan yang lebih akrab disapa Bidan Icha mengisahkan tentang perjuangannya saat ditugaskan di daerah terpencil. Ditempatkan di daerah terpencil dengan keterbatasan fasilitas seperti listrik dan internet yang tidak memadai, tentunya menjadi tantangan tersendiri baginya. Apalagi Icha yang sudah terbiasa hidup di kota dengan fasilitas yang memadai.
Suatu ketika, Icha harus menahan tangisnya saat mengetahui ada orang yang akan melahirkan akan tetapi yang dipanggil justru dukun beranak, bukan dirinya. Hal tersebut menunjukkan jika pola pikir masyarakat di sana yang tidak mempercayai tenaga medis dan tenaga kesehatan, terlebih usia Icha yang terbilang masih muda. Berdasarkan hasil riset dari media.neliti.com mengenai kebiasaan berobat masyarakat di daerah terpencil, kepala puskesmas menyebutkan bahwa sebanyak 50,8 persen dari masyarakat sudah memanfaatkan puskesmas, 44,1 persen masih menggunakan pengobatan tradisional (termasuk dukun), dan 5,1 persen melakukan pengobatan sendiri.
Meskipun kehadirannya saat itu belum bisa diterima oleh masyarakat, namun icha tidak putus asa, ia terus mencari cara agar masyarakat mau menerimanya sehingga mereka bisa mendapatkan penanganan medis dengan benar.
Pendekatan dengan Lansia
Kegigihan Icha membuahkan hasil, ia pun akhirnya menemukan akar permasalahan yang menjadi penyebab masyarakat lebih memilih dukun daripada bidan untuk hal penanganan medis, itu dikarenakan masyarakat mayoritas mengikuti anjuran dari orang tua atau neneknya untuk memilih berobat ke dukun daripada ke bidan karena mereka menganggap dukun lebih hebat dari bidan. Setelah mengetahui hal tersebut, akhirnya Icha mulai melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada masyarakat khususnya orang tua yang sudah lanjut usia, sebab merekalah yang memberi pengaruh kepada yang lebih muda untuk berobat ke dukun.
Menariknya, Icha bahkan mengajak para dukun di Luak Bega untuk dijadikan partner, semisal ada kasus melahirkan atau keadaan darurat yang tidak bisa ditangani oleh dukun maka Icha yang akan datang membantu. Seperti yang pernah dialami oleh salah satu warga Luak Bega, seorang wanita hamil yang setelah melahirkan, anaknya tersebut tidak menangis sama sekali, sehingga Icha pun dipanggil untuk ikut membantu hingga bayi tersebut akhirnya bisa menangis. Hingga akhirnya kehadiran Icha pun bisa diterima oleh masyarakat Luak Bega, bahkan banyak yang menyarankan agar berobat kepada Bidan Icha.
Edukasi Masyarakat dengan Membentuk Perkumpulan Lansia
Tidak hanya sebatas membantu kasus persalinan dan kesehatan fisik saja, namun Bidan Icha juga berusaha mengubah pola pikir masyarakat Luak Bega tentang kesehatan dengan membentuk perkumpulan lansia dan memberi edukasi mengenai berobat ke tenaga kesehatan. Menariknya, perkumpulan lansia ini juga memberi kesempatan bagi para lansia untuk menyalurkan hobinya, selain itu ada juga kegiatan senam dan aktivitas sosial lainnya.
Berkat kontribusinya yang telah peduli terhadap kesehatan masyarakat dan lansia, Hardinisa Syamitri pun akhirnya menerima apresiasi SATU Indonesia Awards pada tahun 2013 dalam kategori individu dengan kegiatan Sahabat Lansia Luak Bega, Sumatera Barat. Ada beberapa poin yang membuat Bidan Icha menerima penghargaan tersebut, diantaranya:
Inovasi Dalam Pelayanan. Bidan Icha telah mengembangkan program-program inovatif untuk meningkatkan kesejahteraan lansia, seperti misalnya pendidikan kesehatan, kegiatan sosial yang memperkaya kehidupan para lansia dan dukungan psikososial.
Memberi Pengaruh Positif. Bidan Icha telah memberikan pengaruh positif terhadap masyarakat Luak Bega, bahkan ia menjadi teladan bagi banyak orang dalam hal memberikan perhatian serta dukungan kepada lansia bahkan memotivasi orang lain untuk ikut berkontribusi.
Aktif Terlibat. Bidan Icha secara konsisten ikut terlibat dalam kegiatan sosial yang mendukung lansia, ia juga aktif dalam berbagai komunitas yang berfokus pada kesejahteraan lansia serta memberikan waktu dan energinya untuk membantu siapapun yang membutuhkan pertolongannya.
Tips Merawat Lansia
Merawat lansia menjadi tantangan tersendiri, tidak sedikit anak yang frustasi dan mengalami kewalahan menghadapi sikap lansia. Bertambahnya usia, para lansia mungkin saja mengalami isolasi sosial bahkan masalah kesehatan fisik dan mental, sehingga dalam kondisi seperti itu sahabat serta dukungan dari komunitas menjadi sangat penting. Berikut beberapa tips merawat lansia:
Berikan Dukungan Emosional. Caranya dengan mendengarkan lansia dengan sabar, beri perhatian, dan hindari perasaan frustasi saat mereka (lansia) mengalami kesulitan.
Beri Keamanan Lingkungan. Dengan cara memastikan rumah atau lingkungan yang mereka tempati aman, bebas dari bahaya dan sesuai dengan kebutuhan mobilitas mereka.
Ajak Serta Dalam Kegiatan Sosial. Dengan cara memfasilitasi interaksi sosial, yakni dengan mengajak mereka untuk ikut bergabung dalam kegiatan komunitas atau dengan mengundang teman-teman mereka untuk berkunjung.
Perhatikan Kesehatan Fisik. Dengan cara memperhatikan asupan nutrisi yang seimbang serta mengajak mereka untuk rutin berolahraga sesuai dengan kemampuan masing-masing dan lakukan kunjungan medis secara teratur.
Meskipun merawat lansia tidaklah mudah, namun merawat mereka adalah tanggung jawab bersama agar mereka dapat merasakan kualitas hidup yang lebih layak.
Referensi
https://www.jawapos.com/features/0123734/hardinisa-syamitri-bidan-yang-bertugas-di-pelosok-rangkul-dukun-beranak-sebagai-partner
https://klikpositif.com/icha-bidan-di-sumbar-yang-berhasil-ubah-pola-pikir-masyarakat-dan-buat-inovasi-kesehatan/
https://olret.viva.co.id/news/10525-hardinisa-syamitri-rangkul-dukun-beranak-jadi-partner-dan-sahabat-lansia-di-pedalaman-luak-bega
Tidak ada komentar
Terima Kasih telah berkunjung, namun maaf jika tidak Saya publish komennya yang mengandung unsur SARA dan link hidup