Tips Menyiapkan Generasi Sehat dan Cerdas

3 komentar
1000 HPK yang perlu diperhatikan


Halo Moms, pastinya sudah nggak asing lagi ya dengan 1000 hari pertama kehidupan? Tapi, Moms sudah benar-benar paham belum tentang pentingnya menyiapkan generasi sehat di 1000 hari pertama? Dan tahap apa saja yang bisa dilakukan dalam menyiapkan 1000 hari pertama tersebut? Yuk Moms, kita pahami bersama😊.


Pemenuhan asupan gizi seimbang bahkan memberikan simulasi sesuai tahapan tumbuh kembang janin itu penting, dan sudah bisa dimulai sejak masa kehamilan, pada masa itulah disebut periode emas. 1000 hari pertama kehidupan atau disingkat dengan 1000HPK terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan sang buah hati, dan gizi seimbangnya mesti terpenuhi, sebab akan memberi pengaruh terhadap tumbuh kembang dan kesehatannya hingga dewasa nanti.

Penuhi gizi anak pada 1000 HPK


Pada masa kehamilan, penting buat kita untuk mengkonsumsi makanan sehat, dan ada lima kelompok makanan sehat yang perlu dipenuhi asupannya, diantaranya buah-buahan, sayuran, daging, susu dan biji-bijian. Makan makanan yang baik dan sehat, menciptakan situasi yang baik pula, serta menjaga buah hati agar tetap berada di lingkungan yang baik tentunya menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan dalam 1000 hari pertama kehidupan sang anak. Sebab inilah yang merupakan awal tumbuh kembang anak yang kemudian akan memberi dampak terhadap kecerdasan dan kesehatan anak.


1000 HPK penting dipersiapkan


Momen Penting 1000 Hari Pertama Kehidupan

Masa 1000 hari pertama kehidupan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan (sebagaimana yang Saya kutip dari majalah ayahbunda tahun 2020), diantaranya:

  • Saat Hamil

Penting buat ibu untuk bisa memenuhi kebutuhan gizi seimbang, seperti karbohidrat, lemak, protein, dan juga serat.


  • Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Setelah bayi lahir, segeralah letakkan bayi pada payudara ibu agar si bayi menyusu untuk merangsang payudara menghasilkan ASI dan bayi mendapatkan kolostrum.


  • ASI Ekslusif

Berikan ASI saja pada bayi hingga usia 6 bulan, pada usia bayi 6 bulan hingga 1 tahun beri ASI + MPASI dan tetap berikan ASI hingga usianya sampai 2 tahun.


  • MPASI

Penuhi kebutuhan gizi anak seperti karbohidrat, protein, dan lemak untuk pertumbuhan tubuh serta otak si kecil. Dan, pada usia 1 tahun sudah bisa nemberikan menu keluarga buat si bayi.


  • Imunisasi

Imunisasi ini wajib diberikan pada si kecil sesuai jadwalnya, ini bertujuan untuk mencegah penularan penyakit berbahaya.


  • Penuhi Kebutuhan Kasih Sayang

Ini juga perlu dipenuhi agar si kecil merasa dilindungi, diperhatikan, nyaman, dan juga aman. Moms juga bisa memberikan mainan yang dapat merangsang semua indera, gerak halus dan kasar, kemandirian, emosional hingga kreatifitas anak.


1000 HPK


Nah, itulah beberapa ulasan mengenai pentingnya 1000 HPK dan yang bisa dilakukan dalam mempersiapkan bayi yang cerdas dan juga sehat. Semoga bermanfaat!


Noted: Image by pixabay

Pentingnya Ajari Anak Keterampilan Untuk Membangun Kemandiriannya

21 komentar
Ajarkan keterampilan pada anak agar mandiri


"Kakak udah pinter banget bungkus kadonya!"


"Bunganya mekar semua, karena kakak rajin menyiram tanaman"


Halo Moms, sudah memberi pujian apa pada buah hatinya yang sedang berproses belajar melakukan sesuatu? Meski hanya pujian kecila, namun jika anak mendengar kita mengucapkannya, tentu saja akan menjadi penghargaan bagi sang anak, dan akan merasa bahagia karena hasil kerjanya dinilai bagus. Namun, meskipun suatu ketika yang dikerjakan anak belum sesuai harapan, bukan berarti serta merta kita mengucapkan kata-kata yang tidak baik. Sebab, itu bisa saja menjatuhkan rasa percaya dirinya. 


Selain pujian, kita juga perlu membangun kemandirian anak, misalnya dengan mengajak anak melakukan kegiatan yang bermanfaat seperti mengasah keterampilan anak. Agar saat tumbuh dewasa, anak-anak menjadi mandiri dan lebih percaya diri.


Keterampilan Untuk Membangun Kemandirian Anak

Ada beberapa kegiatan yang setidaknya bisa mengajarkan anak untuk mandiri, diantaranya:

  • Membungkus Kado/ Hadiah

Membungkus kado ajarkan anak keterampilan


Meskipun membungkus kado terkesan sederhana, tapi jika anak diajarkan untuk membungkus kado sendiri, tentunya anak akan merasa bahagia. Untuk anak prasekolah tentunya bisa diminta membantu memotong kertas, menempelkan selotip. Sedangkan untuk anak usia TK sudah bisa diajarkan membungkus kado sendiri.


  • Bercocok Tanam.


Pentingnya ajarkan keterampilan pada anak


Kegiatan bercocok tanam juga tak kalah menarik, sebab sekaligus dapat mengajarkan anak bagaimana proses menanam bibit yang benar. Misalnya dengan meminta anak menggali lubang di tanah, kemudian memandunya untuk menanam bibit ataupun mengeluarkan kecambah dari pot dan memasukkan kecambah ke dalam lubang yang telah digali. Lalu pinta anak mendorong tanah di sekitar kecambah dengan perlahan serta ajarkan pula cara menyiram tanaman dengan baik dan air yang cukup. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan anak cara bercocok tanam, namun juga dapat mengajarkan anak untuk mencintai tanaman. 


  • Ajarkan Mencuci Pakaian.

Mengapa penting mengajarkan anak mencuci pakaian? Tentunya agar setelah dewasa, anak-anak bisa lebih mandiri dalam menjaga kebersihan pakaian dan tubuhnya. Moms bisa mengajarkan anak mencuci pakaian saat anak berusia 6-7 tahunan, semisal mengukur air dan deterjen yang dibutuhkan untuk mencuci sejumah pakaian kotornya, hingga ke proses bagaimana cara mencuci dan hingga pakaian dilipat rapi ke dalam lemari.


  • Menyiapkan Makan

Kegiatan menyiapkan makan yang dimulai dari membantu membuat makanan hingga menyiapkannya, tentunya juga dapat mengajarkan kemandirian pada anak. Bisa dengan minta anak untuk memasukkan potongan buah ke dalam wadah, mencuci sayur (dengan diajarkan terlebih dulu), bahkan bisa ajak anak membuat kue bersama. Namun, tetap perhatikan keselamatan anak ya Moms.


  • Membaca Peta dan Rambu Lalu Lintas.

Saat bepergian menggunakan kendaraan, ketika Ayah mengemudi, maka Moms bisa sembari ajarkan mengenali rambu lalu lintas pada anak, serta ajarkan cara membaca peta. Setelah beberapa kali diajarkan, sesekali mintalah anak untuk menyebutkan tanda rambu yang terdapat pada sisi jalan yang dilewati. Atau bisa juga ajak anak melakukan kegiatan pencarian harta karun, dimana sang anak sebagai pemandu wisatanya. 


  • Berbelanja.

Dalam belanja, Moms bisa juga ajak anak untuk turut serta, dimulai dengan membuat list belanjaan, memeriksa kebutuhan yang sudah habis misalnya susu anak dan camilannya. Ajak anak berdiskusi saat berbelanja, agar anak terlatih menjadi konsumen yang cerdas, yakni mendahulukan membeli kebutuhan daripada keinginan, serta kegiatan ini bisa melatih kemampuan berhitung anak. Pandu anak ke kasir dan berikan uang pada anak agar anak membayar pada kasir.


  • Membersihkan Kamar dan Merapikan Mainan

Kegiatan bersih-bersih kamar juga dapat melatih kemandirian anak, selain itu melatih anak merapikan mainannya dapat membuat anak menjadi pribadi yang bertanggungjawab.


Itulah Moms beberapa kegiatan yang bisa dilakukan bersama anak untuk mengasah keterampilan demi membangun kemandiriannya. Semoga bermanfaat!

6 Cara Mendidik Anak Sejak Usia Dini

30 komentar

Halo Moms, bagaimana perkembangan tumbuh kembang anaknya hari ini? Mulai dari usia 4 sampai dengan 5 tahun, anak sedang aktif-aktifnya untuk mengeksplorasi dan belajar banyak hal dari lingkungan di sekitarnya. Pada tahap ini juga anak biasanya sering kali membuat orang tua stres. Daripada stres menghadapi perilaku anak, sebaliknya sebagai orangtua, Moms harus memanfaatkannya untuk mengajarkan si Kecil banyak hal demi kemajuan tumbuh kembang anak. 

Terdapat 6 cara yang bisa Moms semua terapkan untuk mendidik si Kecil, antara lain: 

Memberikan Kasih Sayang yang Cukup

Tidak bisa dipungkiri, anak akan lebih mudah menyerap pelajaran apabila diberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari orang tua. Namun sebaliknya, jika anak dididik dengan otoriter justru dapat membuat anak menjadi pembangkang dan sulit untuk diajarkan. 


Mengajak Anak Belajar Sambil Bermain


Belajar sambil bermain diyakini dapat membuat anak dapat dengan mudah menyerap apa yang diajarkan. Moms dapat melibatkan anak untuk ikut bermain dalam permainan edukatif, seperti melakukan eksperimen menyenangkan.


Memberikan Pujian

Tidak ada salahnya untuk memberikan pujian kepada anak apabila mereka melakukan sesuatu yang baik atau mereka meraih prestasi. Justru hal ini dapat memberikan motivasi agar anak-anak tetap berusaha yang terbaik. 


Memberikan Pemahaman Agama 


Agama dapat membimbing anak dan membentengi moral mereka ketika bergaul dengan masyarakat. Peran orang tua adalah mengenalkan dan memberikan pemahaman tentang agama kepada anak sejak usia dini. Selain itu, agama juga mengajarkan sikap dan saling tolong menolong terhadap sesama. 


Menggunakan Kata-Kata yang Baik dan Lembut

Perasaan anak sangat sensitif, sehingga jangan sampai kata-kata yang dikeluarkan oleh orangtua menyakiti dan membuat anak trauma. Hal ini akan membuat mereka menjaga jarak dengan orang tua bahkan hingga dewasa. Oleh karena itu, dalam berbicara kepada anak, terutama ketika sedang mengajarkan sesuatu, gunakanlah kata-kata yang baik dan lembut. Misalnya saja ketika anak tidak mau makan, maka bisa menggunakan kata-kata “Yuk, makan yuk, nanti nasinya nangis, lho!"


Memberikan Support

Dengan memberikan support ketika anak dalam tahap belajar, maka mereka akan merasa diperhatikan dan dianggap. Berikan support kepada setiap kegiatan positif yang dilakukan oleh anak. 

Nah, itulah enam cara yang dapat Moms praktikkan sebagai orang tua dalam mendidik si Kecil sejak usia dini. Diharapkan dengan adanya cara-cara ini akan membantu tumbuh kembang anak menjadi optimal.

*NB: image by Pixabay

Pentingnya Membangun Bonding antara Ibu dan Anak

16 komentar

Halo, Moms. Bagaimana hubungan Moms dengan anak-anaknya? Semoga selalu baik-baik saja ya. By the way, diantara Moms pastinya sudah tahu ya betapa pentingnya membangun bonding antara Moms dengan buah hatinya? Nah, buat yang belum tahu apa itu bonding dan bagaimana cara membangun bonding tersebut, Moms bisa baca ulasan Saya. 

Bonding atau ikatan antara ibu dan anak sebenarnya sudah terjadi sejak anak masih di dalam kandungan. Ikatan ini kemudian semakin kuat ketika si kecil terlahir ke dunia. Namun, dalam perjalanannya terkadang terjadi pergesekan dalam hubungan antara ibu dan anak ketika beranjak dewasa. Lalu, bagaimana sejatinya membangun bonding antara ibu dan anak yang tetap kuat hingga si anak tumbuh dewasa? Simak tipsnya berikut: 

Tips Membangun Bonding antara Ibu dan Anak

Meskipun terbilang sepele, namun bila Moms menerapkan langkah-langkah berikut, tentunya sedari dini ikatan antara ibu dan anak dapat terjaga dengan kuat hingga anak-anak dewasa, antara lain: 
  • Dimulai Sejak si Kecil Dalam Kandungan.
Meskipun ikatan antara ibu dan anak telah terjadi secara alami, namun tetap harus dijalin dengan aktivitas bersama. Misalnya saja, ibu mengajak bicara calon bayi sambil mengelus perut, mendengarkan musik yang indah, lantunan Al-Quran (bagi muslim) dan membacakan cerita. 


  • Ketika Menyusui. 
Anak akan merasa sangat dekat, disayang dan terlindungi ketika kulitnya bersentuhan secara langsung dengan ibu selama proses menyusui. Ibu bisa sambil mengusap perlahan kepala anak atau mengelus kulitnya. Akan tetapi jangan lupa untuk memperhatikan anak selama kegiatan menyusui berlangsung, sehingga ibu bisa tahu kapan anak meminta waktu jeda atau ketika posisi menyusui tidak nyaman untuk anak.

  • Memperhatikan Respon si Kecil 
Ketika belum pandai berbicara, anak akan menangis, bergumam atau tertawa untuk berkomunikasi dengan ibu. Selalu perhatikan respon anak ketika berada di setiap situasi sehingga ibu dapat mengetahui apa yang diinginkan anak. Dengan begini anak akan merasa diberikan perhatian penuh. 

  • Jadilah Sahabat Anak
Libatkan anak untuk melakukan berbagai kegiatan menyenangkan bersama, seperti membaca buku, mendengarkan musik dan bermain. Jadilah pendengar yang baik ketika anak menceritakan keluh kesahnya, tentu saja dengan tidak langsung memberikannya nasihat yang akan membuat anak merasa seperti diatur-atur dan serba salah. Sebaliknya, ibu dapat memberikan solusi atau pemahaman tentang apa yang anak alami. Hal ini akan membuat anak percaya pada ibu sebagai sahabat untuk tempat berbagi cerita. 


  • Memperbaiki Hubungan yang Sempat Rusak 
Meskipun ibu sebagai orang tua, namun bukan berarti selalu benar. Kadang kala ada sikap dan perkataan ibu yang menyakiti anak, begitu pun sebaliknya. Segera perbaiki hubungan dengan saling meminta maaf. Sebab, jika hanya berdiam diri saja dan menunggu salah satu pihak untuk meminta maaf, maka tidak akan memperbaiki keadaan. 

Nah, Itulah Moms beberapa tips untuk membangun bonding antara ibu dan anak. Yuk, jadi ibu dan orang tua yang lebih bijak, sehingga ikatan antara ibu dan anak tetap kuat dan terjaga meskipun anak telah beranjak dewasa.

Sumber image: canva
ke atas